3 Karakteristik Pernikahan Sehat

3 Karakteristik Pernikahan Sehat

Selama 40 tahun terakhir, John Gottman telah melakukan penelitian ilmiah terhadap pasangan untuk menjawab pertanyaan, Apakah pernikahan yang sehat memiliki karakteristik yang sama?

Salah satu kesamaan:

Pernikahan yang sehat belajar mengelola konflik dengan baik.

Namun menurut Gottman, karakteristik kedua - dan sama pentingnya - adalah bahwa persahabatan dan kepercayaan merupakan inti dari pernikahan yang sehat.

Temuan Gottman menggemakan sumber kunci lain dari pengetahuan tentang hubungan: Alkitab.

Teolog Timothy Keller menyatakan bahwa Alkitab dimulai dengan premis bahwa pernikahan adalah persahabatan. Dalam bukunya The Meaning of Marriage, Keller menjelaskan bahwa ketika Tuhan membawa Hawa kepada Adam, Dia membawanya bukan hanya seorang kekasih, tetapi “teman yang selama ini dicari oleh hatinya.” Alkitab mengambil konsep persahabatan suami-istri lebih dalam lagi. Kejadian 2:18 menunjukkan rancangan Tuhan untuk seorang wanita: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja, tidak baik, kalau ia seorang diri saja, Aku akan menjadikan penolong baginya. Sangat penting bagi kita untuk memahami melihat kata “penolong” secara mendalam.

Penolong?

Dalam bahasa Inggris, “penolong” sering kali menyiratkan seseorang yang tidak memiliki keahlian atau kekuatan. Dalam bahasa Ibrani (teks aslinya), kata “penolong” memiliki arti yang sebaliknya.

Teks Ibrani mengatakan bahwa Allah menciptakan ezer kenegdo- seorang penolong. Istilah ezer digunakan sekitar 20 kali dalam Alkitab. Kata ini sering kali merujuk kepada Allah sebagai “penolong” kita. Mazmur 121:1-2 mengatakan hal ini: “Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku? Pertolonganku ialah dari TUHAN yang menjadikan langit dan bumi.” Dilihat dalam konteks ini, kata “penolong” memiliki arti yang baru. Tuhan bukannya tidak mampu, dan Dia juga bukannya lemah. Allah tidak menjadikan perempuan itu sebagai “penolong yang sepadan” dalam arti kata seperti dalam bahasa Inggris. Dia menjadikannya seorang sekutu. Seseorang dengan kekuatan yang sama yang dimanifestasikan dengan cara yang berbeda dari pria.

Maka, pernikahan yang sehat adalah pernikahan di mana suami dan istri adalah sekutu: dua individu yang bekerja untuk mencapai tujuan bersama. Penting untuk berhenti melihat satu sama lain sebagai musuh dan mulai melihat satu sama lain sebagai sekutu. Seringkali, kesadaran bahwa kalian berdua bekerja untuk mencapai tujuan yang sama - sebuah hubungan, sebuah keluarga - membantu memperbaharui persahabatan yang sangat dibutuhkan untuk menghadapi badai kehidupan.

Sudah mengelola konflik dengan baik? Sudah menjadi sahabat dan sekutu yang saling percaya dengan pasangan? Sudah menjadikan Alkitab sebagai pedoman utama dalam hidup berkeluarga?

Roh Kudus menolong parents memiliki karakteristik pernikahan sehat. Agar makin banyak orang yang diberkati dan mengenal Yesus lewat pernikahan parents.

 

 

Baca juga:

Godaan Umum Dalam Pernikahan

Apa Orang Kristen Boleh Merayakan Halloween?