
Lembut Pada Diri
Sikap keras terhadap diri, Kami orang tua yang buruk, justru berarti kita tidak memahami diri. Kritik diri membuat statis, tidak mampu mengubah diri.
Menurut Opa Dono Baswardono,
Lembut pada dirimu = kesempatan untuk berubah.
Perubahan sejati hanya bisa terjadi oleh kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam kita. Mengerti apa yang memotivasi sikap dan tindakan akan memicu perubahan. Bersikap ramah dan lembut pada diri sendiri itu penting. Jangan menyabotase diri sendiri dengan otokritik alias mengkritisi diri sendiri.
Pahami mengapa sampai parents melakukan perbuatan buruk itu terhadap anak. Ini seperti 2 kunci perubahan yang sudah sering kita bahas: mengakui dan menerima. Mengakui bahwa apa yang kita lakukan itu salah. Menerima bahwa kita perlu pertolongan Tuhan Yesus untuk melakukan perubahan. Memahami termasuk bagian mengakui.
Memahami atau mengakui tentu saja bukan berarti membenarkan diri. Tetapi justru awal dari pertobatan yang tidak menyalahkan anak, situasi, kondisi, dan sebagainya, tapi mengambil posisi yang semestinya, yaitu memang salah mendidik anak.
Setelah mengerti diri sendiri, kesempatan untuk berubah pun muncul. Mirip seperti ketika kita membuka pikiran anak tentang Ini gunanya belajar Matematika, Nak. Setelah mengerti pentingnya belajar Matematika, anak akan lebih bisa mencintai pelajaran paling dibenci sejagad raya itu.
Ini juga bagian dari betapa pentingnya kekuatan dan pengaruh kebenaran. Tuhan Yesus saja datang ke dunia, mati di kayu salib demi menyelesaikan masalah dosa kita, bangkit dari kubur kosong untuk menaklukkan ketakutan terbesar kita akan kematian. Semua itu membuktikan kasih-Nya yang lembut dan beranugerah. Ngapain kita begitu kejam terhadap diri sendiri? Ingat Yesus yang mengasihi parents. Jangan lagi begitu keras terhadap diri sendiri.