Peduli Pada Bangunan Relasi di Tengah Pandemi

Peduli Pada Bangunan Relasi di Tengah Pandemi

Dear Parents, momen memperingati rangkaian Paska tahun ini pasti menjadi amat berbeda. Kerinduan untuk menghayati rangkaian Paska di gedung gereja tentu juga menjadi bagian tak terelakkan. Sudah cukup lama parents meninggalkan format ibadah dalam sebuah gedung gereja akibat pandemi korona ini. Dalam situasi Paska seperti ini, DMparents mengajak melihat sisi baik saat hanya bisa merayakan Paska di rumah saja.  

Parents pasti masih ingat ucapan Kristus yang ketiga saat di kayu salib, yang dapat parents baca dari Yohanes 19:26-27. 

Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!" Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya. 

Ucapan itu begitu menyentuh hati dan membuat menyadari bahwa melalui apa yang diucapkan-Nya kepada Maria, ibu-Nya dan juga kepada Yohanes, murid-Nya, Kristus sedang memberi pengajaran kepada parents melalui keteladanan sikap-Nya, yaitu:

  1. Orang-orang yang hidup benar belum tentu luput dari situasi dan kondisi yang berat. Yesus Kristus adalah contoh konkret terkait hal ini. Situasi dan kondisi seperti itu seringkali menjadi cara Allah untuk menyatakan kehendak dan rencana-Nya. 

  2. Krisis berat tidak boleh menjadi alasan untuk menyumbat aliran berkat yang bisa dimunculkan melalui tindakan yang bermanfaat. Beratnya penderitaan seseorang seringkali menjadi celah besar untuk fokus pada diri sendiri, namun Tuhan Yesus menentang sikap yang demikian karena justru Dia menggunakan situasi tersebut untuk bersikap peduli kepada sesama.

  3. Sikap peduli dalam kondisi darurat harus diberikan pertama-tama kepada orang dekat, yaitu keluarga. Dampak dari keadaan berat yang dialami Tuhan Yesus berimbas langsung pada Ibu-Nya. Maka inilah saat tepat bagi Yesus untuk  menunjukkan perhatian dan kepedulian kepada Maria, Ibu-Nya, sebagai cermin kepedulian kepada keluarga-Nya juga. 

  4. Tuhan Yesus mengerjakan bangunan relasi yang baik. Dia meminta Maria untuk menerima Yohanes sebagai anaknya, sebaliknya Yohanes menerima Maria sebagai ibunya. Derita sengsara di atas kayu salib yang sangat menguras energi dan emosi itu tidak mampu mengikis kasih Tuhan Yesus kepada keluarga-Nya. 

Ketegangan akibat pergumulan atau masalah berat seringkali bisa menjadi kancah perpecahan dalam sebuah keluarga. Merasa diri lebih menderita dan merasa berhak untuk lebih diperhatikan menjadi ajang saling menuntut yang pada akhirnya menjadi akar konflik dalam sebuah relasi. 

Mari kita menjadikan perkataan ketiga Tuhan Yesus saat menderita di kayu salib ini sebagai refleksi rangkaian Paska. Kiranya parents dapat meneladani Kristus yang tetap menjadi berkat dalam situasi dan kondisi yang berat. Semoga parents mau “Peduli Pada Bangunan Relasi di Tengah Pandemi”

 

Selamat menghayati rangkaian dan momen Paska! Tuhan Yesus memberkati!

 

Hanna Yulianik

 

 

Beberapa kisah nyata menarik dan menguatkan yang bisa parents ikuti:

Stefy Christian Tjandradjaja Menyadari Pentingnya Waktu Bersama Keluarga

Indra Danu Saputra dan Estefina Fince Longdong Mengalami Pembentukan Tuhan Lewat Anak Yang Mengalami Kondisi Tak Tersembuhkan

Keluarga Anton Hendrik Bekerja Sama Melakukan Tugas Rumah Tangga