Bagaimana Mengajar Anak Tentang Restorasi - Kerangka Pikir Kristiani (Christian Worldview) - Seri 4: Pemulihan

Bagaimana Mengajar Anak Tentang Restorasi - Kerangka Pikir Kristiani (Christian Worldview) - Seri 4: Pemulihan
  • Akhirnya tiba pada Christian Worldview keempat, Pemulihan ya.

    Bagaimana menjelaskan pada anak tentang restorasi segala sesuatu oleh Tuhan?

  • Seperti yang sudah parents pelajari sebelumnya, kisah agung ilahi dalam Alkitab mencakup penciptaan (creation), kejatuhan ke dalam dosa (fall), penebusan (redemption) dan pemulihan segala sesuatu (restoration).

    Saya, Pdt Yakub Tri Handoko, ingin menyampaikan bahwa karya penebusan memang menjadi klimaks dalam drama keselamatan ini, tetapi itu belum akhir dari keseluruhan kisah. Sama seperti kisah-kisah lain yang diakhiri dengan resolusi setelah klimaks tercapai, demikian pula dengan kisah agung keselamatan. Penutup dari kisah ini adalah pemulihan segala sesuatu (restoration).

  • Sungguh indah dan luar biasa karena pada akhirnya Allah memulihkan segala sesuatu ya, Pak...

    Bagaimana kami mengaitkan penebusan dengan restorasi supaya mudah menjelaskannya pada anak?

  • Kebenaran tentang restorasi sangat berkaitan dengan tiga karakteristik karya keselamatan Allah.

    Yang pertama adalah progresif.

    Artinya, karya keselamatan dinyatakan bertahap dari kekekalan kepada kekekalan. Rencana keselamatan sudah ada sejak dunia belum dijadikan (Ef. 1:5-6; 2 Tim. 1:9; 1 Pet. 1:20). Rencana ini sedikit demi sedikit diberitahukan melalui nubuat para nabi.

    Realisasi sempurna dari rencana itu digenapi oleh Kristus Yesus. Karya penebusan sudah selesai (Yoh. 19:30). Hasil penebusan sudah pasti tetapi belum sepenuhnya terwujud. Kelak di akhir zaman semua aspek keselamatan akan dinyatakan secara penuh (Rm. 8:18-25).
     

  • Setelah progresif apa, Pak?

  • Yang kedua adalah restoratif.

    Artinya, karya keselamatan memulihkan segala sesuatu yang dirusak oleh dosa. Sebagaimana parents ketahui, dosa telah mencemarkan begitu banyak hal.

    Apa yang sempat hilang akan didapatkan kembali. Apa yang sudah diselewengkan akan dikembalikan lagi pada jalan semula.
     

  • Luar biasa! Sangat mengagumkan karya keselamatan Allah!

    Progresif, Restoratif dan if apa lagi, Pak?

  • Yang terakhir adalah komprehensif.

    Artinya, penebusan Kristus bukan hanya memulihkan manusia (relasi kita dengan Allah), tetapi juga seluruh ciptaan.

    Sebagaimana dosa merusak segala tatanan ciptaan, demikian pula penebusan Kristus akan memulihkan semuanya.

  • Pemulihan semuanya ini maksudnya semua hal?

  • Pemulihan segala sesuatu merujuk pada langit dan bumi yang baru di mana di dalamnya seluruh aspek kehidupan dipenuhi dengan nilai-nilai kerajaan Allah (kebenaran, kasih, kekudusan, keadilan, dsb) dan tidak ada lagi dosa serta semua akibatnya (kejahatan, penderitaan, kekecewaan, penyakit, kelemahan, kematian, dsb).

    Allah akan menegakkan kerajaan-Nya secara sempurna di atas bumi. Orang-orang benar yang sudah ditebus oleh darah Kristus akan dimuliakan sebagai anak-anak Allah secara penuh (Rm. 8:18-25). Para pendosa yang tidak (mau) bertobat akan dimasukkan ke dalam neraka kekal; suatu tempat di mana tidak ada hadirat Allah dengan segala kebaikan dan kemuliaan-Nya sama sekali (2 Tes. 1:9).

    Semua dosa dan akibatnya di dunia yang sekarang tidak akan ada lagi. Allah Tritunggal akan memulihkan seluruh ciptaan seperti yang semula Dia telah rencanakan di Taman Eden. Langit dan bumi yang lama akan digantikan dengan langit dan bumi yang baru (Yes. 65:17; 66:22; 2 Pet. 3:13; Why. 21:1).

  • Oh, seperti itu ya, Pak?

  • Bagi sebagian (besar) orang Kristen konsep di atas mungkin mengagetkan.

    Mereka mungkin terbiasa dengan pemahaman tentang surga yang terlalu spiritual. Mereka membayangkan surga sebagai sebuah tempat di dunia roh yang diisi oleh Allah, para malaikat dan roh-roh manusia yang ditebus oleh Kristus. Tidak ada hal yang jasmaniah sama sekali di surga. Yang dilakukan oleh para penghuni surga hanyalah menyanyi dan menyembah.

  • Eh, itu bukan gambaran yang benar ya, Pak?

    Lalu apa kata Alkitab?

  • Gambaran populer di atas kurang sesuai dengan catatan Alkitab.

    Yang jasmaniah tidak sepenuhnya dilenyapkan. Sebutan “langit dan bumi yang baru” menyiratkan pemulihan seluruh ciptaan.

    Di sana bukan hanya akan ada kesucian dan pengenalan terhadap Allah (Yes. 11:9), tetapi juga interaksi antar makhluk hidup pun akan dipulihkan (Yes. 11:6-8). Tidak ada yang merugikan maupun membahayakan sesama makhluk.

  • Bagaimana dengan kebangkitan tubuh, Pak?

    Apa tubuh kita akan berganti atau bagaimana?

  • Konsep tentang kebangkitan tubuh juga mengarah pada konklusi yang sama (1 Kor. 15:35-47).

    Kelak kita masih akan memiliki tubuh. Tubuh kemuliaan. Tubuh ini sangat mirip dengan tubuh kebangkitan Kristus. Jadi, hal-hal jasmani tidak sepenuhnya ditiadakan.

  • Jadi kesimpulannya?

  • Jika ingin diungkapkan secara lebih sederhana, nanti akan ada perpaduan sempurna antara yang rohani dan jasmani.

    Allah sendiri akan berdiam di tengah-tengah umat-Nya (Why. 21:1-3). Dosa dan seluruh akibatnya tidak akan lagi (Why. 21:4).

  • Seperti kembali ke keadaan semula ketika penciptaan, Pak?

    Reset gitu ya?

  • Saya mencoba memahami pertanyaan parents, mungkin seperti ini ya?

    Apakah keadaan hanya sekadar pemulihan kepada penciptaan awal ketika manusia menikmati persekutuan yang intim dengan Allah di Taman Eden dan seluruh binatang tidak memangsa sesamanya?

    Tidak juga. Ada kesamaan tetapi juga perbedaan.

    Pemulihan jelas berkaitan dengan penciptaan. Sebagaimana Kejadian 1-2 menceritakan langit dan bumi yang baru dijadikan (Kej. 1:1; 2:4), nanti kelak juga akan langit dan bumi yang baru (Why. 21:1). Sebagaimana di Taman Eden ada pohon kehidupan (Kej. 2:9; 3:22, 24), demikian juga di surga kelak (Why. 2:7; 22:19). Sebagaimana di Eden ada sungai-sungai yang sejuk dan berharga (Kej. 2:10-14), demikian pula di surga kelak akan ada sungai kehidupan yang membawa kehidupan dan yang jernihnya seperti kristal (Why. 22:1-2). Masih banyak lagi kesamaan antara penciptaan (Kej. 1-2) dan pemulihan (Why. 21-22).

    Walaupun demikian, pemulihan bukan sekadar kembali pada penciptaan. Pemulihan bukan sekadar kebaruan. Ada nilai tambah di dalam kebaruan yang akan terjadi. Pemulihan kelak akan jauh lebih baik daripada penciptaan awal.

  • Berarti memang bukan reset ya, Pak...

  • Ya, bukan reset, tapi lebih baik.

    Ini sesuai dengan pandangan Alkitab tentang sejarah. Sejarah tidak bersifat sirkular (balik ke posisi semula), tetapi linear (menuju pada titik akhir tertentu).

    Jika pemulihan benar-benar identik dengan penciptaan, semua karya penebusan hanya akan membawa kita pada titik nol kembali. Kita sekadar memulai semuanya dari awal. Sebuah konsep yang aneh dari kacamata Alkitab!
     

  • Perl.u sedikit lagi penjelasan tentang ini, Pak

  • Hampir semua yang dahulu ada dari mulanya akan kembali ada seperti semula. Namun, mereka ada dengan sentuhan yang berbeda.

    Sebagai contoh, Adam dan Hawa mengetahui dan menikmati kebaikan TUHAN. Allah sudah menyediakan dunia yang sempurna bagi mereka. Kita juga akan mengetahui dan menikmati kebaikan Allah yang menyediakan langit dan bumi yang baru. Namun, kita tahu bahwa itu bukan puncak kasih Allah bagi Allah.

    Kebaikan Allah yang tertinggi adalah ketika Dia memberikan Anak-Nya yang tunggal bagi orang yang berdosa seperti saya dan parents (Yoh. 3:16; 1 Yoh. 4:10).

  • Ada ilustrasi yang membantu memahami hal ini ketika kami akan menceritakan pada anak?

  • Ilustrasi yang baik untuk poin di atas adalah modifikasi mobil klasik.

    Para pecinta mobil klasik rela mengeluarkan uang yang banyak untuk mendapatkan mobil itu. Harga beli sekarang jauh lebih mahal daripada harga mobil itu pada waktu pertama kali diluncurkan oleh pabriknya.

    Bahkan untuk mempercantik mobil tua tua, seorang kolektor rela mengeluarkan uang yang sangat mahal. Tidak jarang lebih mahal daripada harga jual pertama dan harga beli mobil itu!

    Dengan semua pengorbanan ini mereka sekarang mendapatkan sebuah mobil tua yang baru. Bukan mobil baru. Bukan mobil yang sama dengan yang dulu. Mobil tua dengan sentuhan baru yang begitu berharga.

    Begitulah langit dan bumi yang baru kelak.

  • Puji Tuhan!

    Semakin jelas lagi sekarang.

    Lalu bagaimana dengan penantian akan langit dan bumi yang baru ini, Pak?

    Saya pernah mendengar tentang peperangan telah Kristus menangkan, tapi masih ada pertempuran-pertempuran kecil yang perlu kita hadapi selama menanti langit dan bumi yang baru.

    Maksudnya seperti apa, Pak?

  • Penantian terhadap langit dan bumi yang baru menempatkan orang-orang Kristen pada sebuah ketegangan. Peperangan sudah dimenangkan oleh Kristus, tetapi masih ada pertempuran-pertempuran kecil yang kita harus hadapi. Kemenangan sudah pasti, tetapi perayaan kemenangan masih menunggu sedikit waktu lagi. Keselamatan sudah sempurna di atas kayu salib, namun perwujudannya yang sempurna masih menunggu nanti di akhir zaman.

    Situasi ini mirip dengan mahasiswa yang menanti wisuda. Setelah menyelesaikan semua tugas kuliah, ujian skripsi, judicium, dan persyaratan administrasi lain, secara de jure mahasiswa itu sudah lulus. Namun, peresmian kelulusan itu masih harus menunggu wisuda.

    Dalam istilah teologi, situasi ini disebut eskhatologi yang sudah terjadi (realize eschatology). Akhir zaman (eskhatologi) memang baru akan dinyatakan sepenuhnya kelak, tetapi pemulihan tersebut sudah dimulai melalui karya penebusan Kristus ribuan tahun yang lalu (realized). Sudah, tetapi belum (already but not yet).
     

  • Already but not yet.

    Lagi-lagi kebenaran yang mencengangkan.

    Lalu apa implikasinya dalam kehidupan sehari-hari, Pak?

  • Ajaran tentang langit dan bumi yang baru bukanlah spekulasi teologis yang abstrak dan kering. Kesadaran bahwa parents hidup di dalam ketegangan sembari menantikan langit dan bumi itu seharusnya berpengaruh pada bagaimana menjalani kehidupan.

    Implikasi ini dapat dirangkum ke dalam beberapa kata.

  • Apa saja, Pak?

  • Pertama, kesabaran.

    Menantikan sesuatu memang tugas yang tidak mudah. Situasi ini menjadi lebih sukar apabila keadaan sekarang benar-benar sangat tidak menyenangkan. Lebih lagi, jika faktor-faktor yang memercepat penantian berada di luar kontrol. Hanya menunggu dan menunggu. Benar-benar perlu kesabaran ekstra.

    Begitulah perasaan kita selama menjalani masa ketegangan. Dosa dan semua akibatnya masih parents lihat sehari-hari. Beberapa bahkan sangat dekat dan lekat dengan kita. Parents dikhianati dan dikecewakan. Orang yang parents sayangi terbaring sakit. Parents sendiri menghadapi berbagai persoalan. Kita memang perlu bersabar lebih lama.
     

  • Sabar ya, benar juga.

    Lalu apa lagi, Pak?

  • Kedua, pengharapan.

    Tidak semua orang menanti dengan cara yang sama. Sebagian menanti dengan kekuatiran. Sebagian menanti dengan kecuekan. Yang lain lagi menanti dengan pengharapan. Orang-orang Kristen seharusnya masuk ke dalam kategori terakhir.

    Parents menyadari bahwa semua makhluk sedang menderita di dalam dunia yang sudah jatuh ke dalam dosa ini (Rm. 8:18-25). Kita menunggu kapan semua keburukan ini akan ditiadakan.

    Bagaimanapun, kita menantikannya dengan sukacita. Mengapa? Karena parents tahu akhirnya akan menjadi seperti apa. Parents tahu bahwa semua akan baik-baik saja.

    Bahkan penderitaan di masa ketegangan dan penantian ini akan semakin menumbuhkan kerinduan dan pengharapan parents (Rm. 8:24-25).
     

  • Pengharapan yang disandarkan pada Kristus memang membedakan kita dari orang-orang lain ya, Pak...

    Lalu ada lagi implikasi lainnya, Pak?

  • Ketiga, peranan.

    Banyak aktivitas bisa dilakukan selama seseorang menanti. Ada yang beristirahat. Ada yang menikmati permainan untuk mengusir rasa penat. Ada pula yang melakukan hal-hal lain yang lebih bermanfaat.

    Orang-orang Kristen bukan hanya menanti atau menanti dengan penuh pengharapan, tetapi juga menanti sambil memainkan peranan. Kita bukan gerombolan pengangguran.

    Karena langit dan bumi yang ada sekarang akan dipulihkan (bukan dihancurkan sama sekali), parents tahu bahwa apapun yang kita lakukan sekarang benar-benar penting. Kebaikan yang parents lakukan untuk dunia ini tidaklah sia-sia. Segala upaya untuk menjadikan dunia ini sebagai tempat yang lebih baik dan nyaman untuk didiami adalah berharga.

  • Wah, ini sungguh mengubah cara pandang saya, Pak!

    Kita tidak sedang melakukan sesuatu yang sia-sia. Sesuatu yang nantinya akan dihancurkan. Tidak. Bukan seperti itu.

    Malah upaya baik kita itu berharga dan penting.

  • Saya dan parents tidak sedang melakukan sesuatu yang nanti akan dimusnahkan begitu saja.

    N. T. Wright, salah seorang pendeta dan teolog terkenal, memberi gambaran yang cukup baik tentang hal ini.

    Kita tidak sedang memberi oli untuk melancarkan mesin sebuah mobil yang sebentar lagi akan terjun dari tebing.

    Kita tidak sedang memperbaiki sebuah lukisan kuno yang sebentar lagi akan dibakar.

    Kita tidak sedang menanam bunga di taman yang sebentar lagi akan dibongkar.

    Itulah sebabnya setiap orang Kristen harus memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan alam.

  • Fiuh, pemahaman baru yang merestorasi.

    Lalu bagaimana menyampaikan ini semua pada anak, Pak?

  • Setelah parents memahami konsep pemulihan, kini tibalah saatnya untuk menyampaikan itu kepada anak-anak dengan cara yang lebih sederhana.

    Saya akan membagi bagian ini menjadi dua:

    1. Bagaimana menerangkan konsep pemulihan dengan sederhana?
    2. Bagaimana mengajarkan anak-anak untuk mengisi masa ketegangan dengan bijaksana?
       
  • Nah ini yang kami tunggu, Pak!

  • Untuk mengajarkan konsepnya, parents bisa memulai dengan menunjukkan bahwa dunia ini bukanlah tempat yang sempurna. Ada kejahatan, penderitaan dan kematian. Banyak cara bisa ditempuh untuk menerangkan hal ini. Anak-anak juga pasti mampu memahami ini dengan mudah.

    Cobalah bertanya kepada mereka:

    • Hal-hal apa saja yang membuat kamu takut?
    • Hal-hal apa yang seringkali membuat kamu sedih?
    • Seandainya kamu bisa bisa mengubah dunia ini, apa saja yang akan kamu ubah?
    • Dunia seperti apa yang kamu inginkan?


    Pertanyaan-pertanyaan seperti ini akan menolong anak untuk melihat bahwa dunia ini tidak ideal dan semua orang menginginkan dunia yang lebih baik.

    Mengapa dunia ini dipenuhi dengan keburukan? Penyebabnya adalah dosa (kejahatan) dan Iblis.

    Bagaimana dunia ini bisa menjadi lebih baik? Kristus telah mengalahkan sumber masalah, yaitu dosa dan Iblis, di atas kayu salib.

    Jadi, Kristus menyelesaikan sumber masalah dulu. Kelak Dia akan membereskan seluruhnya.
     

  • Tanya jawab gitu ya, Pak...

    Ada ilustrasi yang bisa menolong?

  • Ilustrasi yang bisa digunakan untuk menerangkan poin ini adalah mengurai benang yang kusut.

    Parents bahkan bisa mengajak anak untuk melakukan aktivitas ini.

    Sama seperti benang yang kusut tidak mungkin dapat dibereskan jika tidak diketahui ujungnya, demikian pula dengan keburukan dalam dunia. Akar persoalan perlu diselesaikan. Jika ujung benang sudah ditemukan, sebentar lagi benang akan bebas dari kekusutan.

  • Lalu bagaimana menerangkan betapa berharganya pemulihan, Pak?

    Perbedaan pemulihan dengan reset juga penting sebagai dasar pemahaman mereka.

  • Untuk menerangkan betapa berharganya pemulihan (bahkan melampaui penciptaan awal), parents dapat memanfaatkan seni kintsugi dari Jepang.

    Kesenian ini berkaitan dengan reparasi bejana yang retak atau pecah.

    Bejana kuno sangat berharga. Ketika bejana itu retak atau pecah, muncullah sebuah dilema. Dibuang sayang, disimpan nilainya berkurang.

    Solusinya? Bejana retak itu disambung kembali. Namun, bejana itu tidak asal disambungkan. Antar retakan diberi lapisan emas. Hasilnya adalah sebuah bejana yang jauh lebih berharga. Retakan lama masih bisa terlihat. Semua orang pasti mengetahuinya. Bagaimanapun, semua orang sekarang setuju bahwa nilai bejana tersebut jauh lebih mahal daripada sebelumnya.

    Nah, langit dan bumi yang baru juga mirip seperti itu.

  • Lengkap sudah, ada tanya jawab, ilustrasi dan permainan.

    Lalu bagaimana mengajarkan anak-anak untuk mengisi masa ketegangan dengan bijaksana, Pak?

  • Ada banyak cara yang dapat dilakukan anak. Intinya adalah membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih baik untuk didiami.

    Tekankan pada mereka bahwa sekecil apapun peranan mereka tidak akan sia-sia.

  • Misalnya seperti apa, Pak?

  • Pertama, dorong anak untuk mengembangkan sains dan teknologi.

    Dua hal ini – sains dan teknologi – merupakan sarana yang penting untuk menjadikan bumi ini sebagai tempat yang lebih baik. Melalui kemajuan teknologi yang merata, anak-anak lain di pedalaman dapat mengakses pengetahuan dan menikmati pendidikan yang lebih baik. Melalui sains dan teknologi banyak vaksin dan obat diciptakan, sehingga menghindarkan banyak orang dari kematian. Melalui teknologi kebersihan dan kesejahteraan masyarakat di pedesaan atau pedalaman dapat ditingkatkan.

    Parents dapat mendiskusikan atau menunjukkan video tentang penipisan lapisan ozon di atmosfir karena polusi udara. Anak perlu diekspos pada isu tentang pemanasan global dan akibatnya.

    Yang paling sederhana, anak dapat diajarkan untuk memahami betapa pentingnya membuang sampah pada tempatnya. Ada banyak kebaikan yang muncul dari kebiasaan membuang sampah pada tempatnya. Ada banyak keburukan yang dapat dihindari jika semua orang melakukan kebiasaan itu.

    Masih banyak ide lain yang dapat dilakukan: menanam pohon, mengurangi penggunaan produk plastik, dsb.

  • Banyak proyek sains dan teknologi di YouTube yang bisa kami lakukan nih, Pak.

    Terutama yang berguna untuk menjadikan bumi menjadi tempat yang lebih baik.

  • Kedua, anak didorong untuk peduli dengan moralitas.

    Sains dan teknologi memang sangat bermanfaat, tetapi semua itu justru akan menjadi sumber dari segala yang jahat jika tidak berada di tangan yang tepat.

    Berbagai perang yang tidak adil menjadi contohnya. Entah berapa juta jiwa melayang selama Perang Dunia I dan II. Teknologi menghasilkan berbagai senjata yang mengancam jiwa manusia. Jadi, sains dan teknologi perlu dibarengi dengan moralitas.

    Ada banyak cara mengondisikan anak untuk peduli dengan moralitas.

    Salah satunya adalah dengan mengajak anak berperan dalam proyek kemanusiaan. Parents bisa mengajak anak untuk mengadopsi satu atau dua orang miskin di sekitar mereka (petugas kebersihan di sekolah atau tukang becak di dekat rumah?).

    Latih anak untuk mendoakan dan menyisihkan uang saku atau barang yang dia miliki bagi orang tersebut.

    Anak juga bisa membantu temannya untuk belajar sesuatu yang bermanfaat, entah pelajaran di sekolah atau keterampilan lain.

  • Terima kasih banyak, Pak.

    Tuhan Yesus memberkati.