7 Hal yang Menyelamatkan Pernikahan dari Godaan Perselingkuhan

7 Hal yang Menyelamatkan Pernikahan dari Godaan Perselingkuhan
  • Saya dan istri baru saja mengikuti retreat pasutri. Kami cukup terkejut karena hampir separuh dari pasangan yang menghadiri acara itu ternyata pernah berselingkuh. Ada yang salah satu saja, ada yang saling berbalasan.

    Kami yang tadinya cukup yakin bahwa kami bisa tetap saling setia sebagai suami istri dalam anugerah Tuhan, mulai sedikit terganggu dengan fakta ini.

    Bagaimana menghindari dosa perselingkuhan? Apa saja penyebab terjadinya dosa ini?

  • Setelah sekian lama menangani kasus-kasus perselingkuhan, saya, Pdt Wahyu 'wepe' Pramudya, mengamati ada dua sikap ekstrem terkait dengan hal ini.  

    Pertama, ada yang mengatakan bahwa perselingkuhan tak termaafkan.  JIka sudah terjadi perselingkuhan, maka perceraian adalah hal terjadi selanjutnya.  Tak ada opsi lain.  Titik.

    Ekstrem kedua adalah yang cenderung meremehkan perselingkuhan dan dampaknya.  Perselingkuhan dianggap hal yang ‘wajar’ dalam situasi-situasi tertentu. Dampaknya tak dipertimbangkan cukup serius sebelum melakukan perselingkuhan. “Toh banyak orang yang melakukannya.  Pasti ada maaf sehingga pernikahan tak harus berantakan.”

  • Oh begitu ya, Pak?

    Parah juga ya dua ekstrim ini...

    Kalau menurut Bapak sendiri bagaimana?

  • Kedua sikap ekstrim ini tentu saja melahirkan kesulitannya masing-masing.  

    Kita sepakat bahwa perselingkuhan adalah yang salah dan keliru.  Sebuah dosa di mata-Nya, dan selalu ada konsekuensi tiap kali dosa itu terjadi.

    Namun, sebuah kesalahan dan dosa tidaklah tak terampuni apabila ada pertobatan yang sejati.

  • Itu suatu jalan keluar yang sangat baik, Pak.

    Bagi yang tidak selingkuh, perlu menyadari bahwa itu dosa dan ada konsekuensinya

    Untuk yang sudah tidak setia, ada harapan kalau mau sungguh-sungguh bertobat.

    Tapi apa yang bisa kami lakukan untuk tidak jatuh dalam dosa perselingkuhan?

  • Nah, untuk mencegah perselingkuhan terjadi, ada beberapa hal yang dapat kita lakukan.

    Pertama, membuat batasan dan meminimalkan godaan.  

  • Membuat batasan dan meminimalkan godaan seperti apa, Pak?

  • Tak ada orang yang bebas dari godaan untuk jatuh dalam perselingkuhan.  

    Untuk mencegahnya, membuat batasan dalam pergaulan dengan lawan jenis adalah hal yang penting.  Dengan batasan yang tegas maka godaan akan menjadi minimal.

  • Benar juga ya...

  • Kedua, bertumbuh dalam kesadaran, kejujuran dan tanggung jawab.

  • Boleh tolong jelaskan ini maksudnya bertumbuh seperti apa, Pak?

  • Parents menjalani pernikahan bukan hanya di hadapan pasangan, tetapi juga juga di hadapan Tuhan. 

    Parents mesti belajar bertumbuh dalam kesadaran, kejujuran dan tanggung jawab bukan hanya kepada pasangan, tetapi juga kepada Tuhan.  

  • Oh selalu mengingat dan melibatkan Tuhan dalam kesadaran, kejujuran dan tanggung jawab pernikahan ya, Pak?

    Baiklah.

  • Ketiga, pikirkan jalan keluar dari situasi yang menjerumuskan.

  • Supaya tidak bingung dan sudah siap ketika berada dalam situasi yang menjerumuskan ya, Pak?

  • Jika situasi sudah bergerak ke arah yang memungkinkan terjadinya perselingkuhan, maka parents perlu memikirkan jalan keluar dengan segera.  

    Mengganti nomor handphone, memutuskan kontak dengan pribadi tertentu, dan berpindah tempat tinggal bahkan adalah hal-hal yang perlu dilakukan demi keluar dari situasi yang menjerumuskan.
     

  • Seperti rencana darurat untuk situasi berbahaya ya, Pak.

    Ini yang sepertinya sering terlupakan, akhirnya malah kompromi, keterusan dan terjadilah dosa.

  • Keempat, memeriksa dan mengakui luka diri.

  • Luka diri?

  • Parents hidup di masa kini, namun tak terlepas dari luka di masa lalu.  Luka di dalam hati dan pikiran ini tak terlihat namun bukan berarti tak ada dampaknya. Dampak dari luka ini juga menyentuh hidup pernikahan. 

    Barangkali ada pasangan yang karena pengalaman masa lalu orang tuanya yang pernah ’jatuh’ dalam perselingkuhan, membuat ia menjadi pribadi yang penuh curiga dan cemburu pada pasangannya.  

    Hal-hal seperti ini yang diakibatkan luka di masa lalu sebaiknya dipercakapkan bersama pasangan, karena keterbukaan adalah awal pemulihan.

  • Ini salah satu area yang cukup menyentuh kami ketika mengikuti retreat pasutri itu, Pak.

    Jadi kami bisa saling terbuka lebih jauh tentang luka yang kami alami.

    Syukurlah ternyata Tuhan sudah memulihkan luka-luka itu sebelum kami menikah.

  • Wah itu suatu anugerah, parents!

    Kelima, perkuat hubungan pribadi dengan Allah.

  • Memelihara hubungan pribadi dengan Tuhan melalui doa dan saat teduh bersama pasangan dan keluarga ya, Pak?

  • Tepat!

    Apa yang bisa membuat seseorang bertahan di tengah godaan perselingkuhan yang makin kuat?  Bukan hanya aspek horisontal yang perlu dirawat dan dijaga, namun juga aspek vertikal, relasi dengan Tuhan.  

    Doa, pembacaan Kitab Suci, dan hidup dalam komunitas iman akan membawa parents makin dekat pada Tuhan.

  • Ya, kami selalu memelihara relasi dengan Tuhan, Pak.

    Memang itu yang terpenting.

    Kami menyadari bahwa masalah-masalah itu akarnya karena relasi dengan Tuhan yang tidak beres. Ini terbukti dari beberapa cerita rekan yang mengikuti retreat pasutri. Biasanya perselingkuhan atau pertengkaran dimulai dari buruknya hubungan dengan Tuhan.

  • Keenam, perkuat relasi dengan pasangan.

  • Kami ingat ini, Pak.

    Relasi itu seperti pohon yang harus disiram, dipupuk, dipelihara dan dijaga.

    Benar kan?

  • Tidak ada relasi yang menjadi kuat dengan sendirinya.

    Pertumbuhan kekuatan relasi membutuhkan empat hal ini:

    1. Kejujuran
    2. Perhatian
    3. Perlindungan
    4. Waktu bersama

    Empat hal ini harus diupayakan oleh kedua belah pihak.

  • Kami akan terus mengupayakan 4 hal seperti yang Bapak bilang.

  • Ketujuh, temukan komunitas pasutri yang dapat dipercaya.

  • Komunitas seperti teman-teman retreat pasutri yang kami baru saja ikuti itu bisa juga ya, Pak?

    Soalnya perhimpunan itu membuat komunitas-komunitas kecil sebagai follow up.

  • Boleh, itu sangat baik.

    Komunitas pasutri yang sehat akan memberikan dukungan yang perlu bagi kita untuk mempertahankan pernikahan.  

    Ada rekan berbagi yang sejenis dan aman, dan ada pasangan punya pergumulan sama yang dapat saling menopang.

  • Sip!

    Terima kasih untuk hal-hal yang Bapak sampaikan.

    Sangat membatu kami untuk menghindari godaan perselingkuhan.

  • Selamat berjuang menjaga pernikahan dari godaan perselingkuhan, parents.  

    Yang terbaik masih akan datang!