Mengenali dan Membuang Berhala Hati Setelah Membaca Buku Ini

Mengenali dan Membuang Berhala Hati Setelah Membaca Buku Ini

Alkitab berulang kali menyandingkan penyembahan berhala dengan perzinahan. Memang dosa penyembahan berhala itu seperti perzinahan. 

 

Parents dan keluarga telah ditebus dengan darah Kristus yang tak ternilai harganya. Putra tunggal Bapa berkorban demi menyelamatkan parents. Relasi dengan Bapa kembali pulih karena apa yang Yesus lakukan. 

 

Dalam hubungan khusus yang sering digambarkan seperti hubungan suami istri ini, tentu saja Tuhan menginginkan kita secara utuh. Dia juga mau kita menjadikan Dia satu-satunya dan segala-galanya dalam hidup kita. Seperti suami istri yang tidak mau pasangannya punya hubungan khusus melebihi relasi mereka, demikian juga dalam mengikut Yesus.

 

Apa parents dan anak sudah menjadikan Tuhan Yesus sebagai yang pertama dan utama dalam seluruh aspek hidup?

 

Mungkinkah masih ada berhala hati yang menyusup? Sekarang berhala bukan dalam bentuk patung. Berhala tidak hanya jadi masalah zaman kuno. Berhala sudah berganti rupa menjadi keinginan di hati yang lebih penting daripada Tuhan.

 

Bagaimana Mengenali dan Membuang Berhala Hati? 

 

DMparents menemukan buku yang bagus, Gods at War karya Kyle Idleman. Penulis adalah pendeta Southeast Christian Church di Louisville. Sebelumnya sudah menulis buku Not a Fan, The End of Me, Grace is Greater, dan banyak buku lain.

 

Gods at War menggambarkan jalan yang jelas dari sakit hati Allah atas penyembahan berhala abad ke-21 yang kita lakukan - memungkinkan kita untuk menjadi pengikut Yesus yang sepenuhnya berkomitmen.

 

Apa hubungan Netflix, keinginan akan ruangan lebih luas dan tersendiri di kantor, serta foto sempurna yang baru saja posting di Instagram? Tak satu pun dari hal-hal ini yang salah. Tetapi ketika parents mulai membiarkan hiburan, kesuksesan, atau media sosial mengendalikan, kita kehilangan sukacita pemerintahan Tuhan di dalam hati.

 

Buku ini membantu parents mengenali bahwa ada ilah palsu berperang di dalam diri kita masing-masing, dan mereka berjuang untuk tempat kemuliaan dan kendali dalam hidup parents.

 

Idleman mengungkapkan ilah-ilah palsu mana yang parents izinkan bertakhta dalam kehidupan. Parents juga bisa melakukan kalibrasi hati dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini pada diri sendiri, pasangan dan anaki:

 

  • Untuk apa saya berkorban?

  • Apa yang membuat saya marah?

  • Apa yang saya khawatirkan?

  • Tepuk tangan siapa yang saya rindukan?

 

Parents tentu siap untuk beribadah, tetapi sering kali akhirnya menghargai dan menghormati berhala uang, seks, makanan, romansa, kesuksesan, dan banyak lainnya yang menghalangi parents dari hubungan intim dengan Tuhan yang kita inginkan.

Pdt Yakub Tri Handoko dari REC pernah berkata,

Jika seluruh pencapaian kita diambil, kita memilih satu yang dipertahankan (selain Kristus), biasanya itu adalah berhala kita.

 

Siap membuang berhala hati dan hanya memeluk cinta-Nya, parents?


Pesan Gods at War di Literatur Perkantas

 

 

Baca juga ulasan lain:

Memahami Pengaruh Media Sosial Lewat The Social Dilemma

Melatih Diri dan Memperlengkapi Anak Menghadapi Dusta Dunia

Semakin Bijak dan Penuh Hikmat Setelah Mendengarkan Ask Pastor John